( Ini tugas agama gue yang berjudul ketidakbahagiaan. Menurut gue ini adalah suatu turning point dalam hidup gue, dimana sebuah ambisi akan kalah dengan kenyataan, dan dimana apabila kamu masih berada dalam mimpi kamu harus bisa bangun dari mimpi tersebut dan membuatnya menjadi nyata.. Ini cuman curhatan gue aja kalo ada yang sama ya maklum yaa)
Dahulu saya mempunyai
mimpi untuk bisa juara kelas sewaktu saya duduk di bangku SMA, namun apa daya
realita tersebut tidak berjalan lurus dengan kenyataan yang saya hadapi dan
saya tidak bisa menggapainya karena saya merasa tertekan oleh ambisi tersebut,
tekanan dari teman-teman yang selalu menghujat saya waktu SMA, karena mereka
tidak mengerti cara bercanda saya. Dan saya juga masih membawa ambisi rangking
waktu SMP karena saya pernah juara 1 kelas.
Keterbatasan saya waktu itu adalah saya ingin sekali
masuk jurusan IPA demi memperbaiki nama baik saya. Saya merasa bahwa jika saya
bisa masuk jurusan IPA saya akan diacungi jempol dan dianggap hebat oleh orang.
Saya mengikuti banyak kursus dan saya terus belajar tanpa kenal lelah. Namun
pada bulan Februari saya mulai bertanya pada diri saya, apakah saya bisa masuk
IPA. Padahal nilai IPA saya sangatlah hancur dan sangat berantakkan dan saya
terus ngotot namun apadaya Tuhan tidak memberikan talenta science pada saya.
Akhirnya pada sisa waktu 2 bulan sebelum saya kenaikkan kelas saya belajar
keras untuk masuk jurusan IPS. Dan saya mengerti bahwa cara blajar saya tidak
mumpuni untuk menjadi seorang anak IPA karena saya tidak mengerti konsep
science dan saya tidak mahir dalam berhitung. Dan saya hanya menhghafal angka
tidak lebih. Saya benar benar tidak paham dengan konsep science secara dasar
sehingga saya memang tidak mengerti sains sapai sekarang.
Saya saat ini juga masih merasa kurang pandai dalam materi
matematika karena saya masih suka terbawa konsep matematika itu sulit dan
susah. Namun satu hal yang perlu saya sadari adalah saya perlu berdamai dengan
masa lalu saya yaitu matematika dan saya juga harus memaklumi ketidakmampuan
saya dalam berhitung sains hingga saya tua nanti dan saya pun juga harus sadar
bahwa di masa depan pun saya akan tetap sulit untuk memasukki dunia sains
karena memang dari awal saya tidak tertarik. Dan saya sadar bakat saya bukan di
sains.
Saya merasa dikuatkan untuk masuk jurusan social adalah
karena dukungan orang tua saya dan teman teman saya. Mereka mengatakan bahwa
sebenarnya bakat saya memang tidak di sains melainkan ilmu social. Karena dapat
dilihat dari nilai saya yang hanya saya kejar 2 bulan saya bisa melenjit jauh
dengan materi social dibandingkan dengan materi sains yang saya sangat berjuang
belajar hingga larut malam dan saya menjadi lupa akan diri saya sendiri. Namun
setelah saya jalani saya teryata bisa hitungan. Namun hitungan yang saya bisa
adalah hitungan milik anak- anak social, yaitu akuntansi. Saya memiliki
ketertarikkan khusus dengan akuntansi. Tanpa saya sadari saya mengerjakkan
akuntansi selalu dengan senang hati tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan
saya pun sangat menikmati jurusan yang saya tekuni dalam kuliah saya ini, dan
Tuhan juga selalu menguatkan saya apabila saya dalam kesusahhan.
Saya
merasa bahwa diri saya adalah pribadi yang unik. Mengapa saya merasa unik
karena saya memiliki potensi terselubung yang kadang kadang berbalik dengan
harapan kenyataan yang ada. Seperti dalam pemilihan jurusan, dalam bermain alat
music. Mungkin Tuhan telah menakdirkan saya untuk masuk jurusan saya ips. Namun
saya menyadari bahwa kuasa Tuhan itu sangat luar biasa sehiungga saya dapat
mengembangkan potensi saya dalam bidang lain dan saya bahagia dengan jurusan
saya dan saya juga bahagia karena banyak waktu untuk bermain dan berlajar.
Karenna segala sesuatu perlu keseimbangan dalam segala hal. Dan dengan masuk
IPS saya dapat menemukkan hidup saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar